Tiada Keraguan Sedikitpun
Bahwa Al Quran Sumber Otentik Wahyu Allah
Tiada Keraguan Sedikitpun Bahwa Al Quran Sumber Otentik Wahyu Allah. Yakin akan sesuatu merupakan investasi yang sangat berharga dalam hidup. Yakin itu adalah pertemuan antara prinsip hidup dan kepercayaan yang mendalam.
Yakin adalah lawan keraguan atau kebimbangan atau syak. Ketika seseorang menjalankan agama, maka keyakinan terhadap Allah menjadi dasar dari seluruh keyakinan lainnya. Dalam Islam, jika keyakinan Anda kepada Allah ini terganggu, maka keyakinan terhadap yang lainnya pun pasti terganggu pula. Demikian pula ketika keyakinan kepada Allah keliru, keliru pula keyakinan pada rukun iman lainnya.
Keyakinan kepada Allah dibangun atas keyakinan kepada sumber nilai abadi. Dalam Islam Kitabullah Al-qur’an adalah sumber keyakinan abadi yang terjamin.
Kitab, Yang Tidak Ada Keraguan
Sumber nilai ajaran Islam yaitu Al-Quran tidak diragukan lagi merupakan sumber yang otentik sebagai wahyu Allah kepada Nabi Muhammad Saw. Kitab ini tidak memiliki potensi yang dapat menimbulkan perselisihan dari segi keaslian konten (isi) maupun dari segi tekstual dan kontekstualnya.
Lain halnya dengan Kitab-kitab agama lain. Kitab lain banyak keraguan atas keaslian dan orisinalitasnya, sehingga banyak ayat dan kalimat yang saling berlawanan satu dengan yang lain. Inilah yang membenarkan firman Allah berikut ini. “ Maka Apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur’an? kalau kiranya Al Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.” (QS. An-Nisaa: 82)
Al-Qur’an adalah kalamullah (Kata-kata Allah) yang tidak pernah berubah, tidak datang kebatilan dari arah mana pun. Firman Allah. “Yang tidak datang kepadanya (Al-Qur’an) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji. “ (QS. Fushsilat: 42)
Nabi Muhammad Shollallahu Alaihi Wa Sallam juga menyatakan tentang kehebatan dan kebenaran kandungan Kitabullah, “ Sesungguhnya sebaik-baikperkataan adalah Kitabullah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad, sejelek-jelek urusan adalah yang diada-adakan.” (HR. Muslim)
Ayat-ayat Al-Qur-an dapat membawa keyakinan kepada Allah dan hari Akhirat yang dijanjikan-Nya. Jika Kitabullah ini diibaratkan barang pusaka, maka dari segi usianya pun tidak ada yang dapat menyaingi, sejak 15 abad sudah ada dan tidak pernah berubah sama sekali, meskipun hanya satu huruf.
Barangkali hanya kemasan mushhaf saja yang berbeda dari zaman ke zaman. Kitab ini mendapat jaminan Allah Yang Maha Memelihara alam semesta, sebagaimana firman-Nya, “ Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS. Al-hijr: 9)
Sekarang ini kita pun dapat menemukan Al-Qur’an dalam bentuk digital. Bukan hanya tulisan tetapi setiap ayatnya dapat dibunyikan dengan sekali klik. Kita dapat memilih qori (pembaca) tingkat dunia yang memiliki kemampuan terbaik dengan suaranya yang menyentuh jiwa.
Al Qur’an seperti itu dapat dipasang di komputer, handphone, atau dalam bentuk tersendiri yang sangat ringkas sehingga dapat disimpan di saku. Antara Al-Qur’an dan teknologi sangat selaras saling menunjang sehingga Al-Qur’an dewasa ini sangat mudah untuk dipelajari.
Kita tidak perlu khawatir ada perubahan dalam Al-Qur’an digital karena kalah ada perubahan satu huruf atau satu bunyian pun pasti dapat dideteksi oleh para penghafal Al-Qur’an dan pasti ditarik dari peredaran, “Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (Al-Qur’an : 17)
Seorang yakin terhadap Kitabullah pasti yakin pula terhadap Allah dan Hari Akhirat. Karena Al-Qur-an mengabarkan kepadanya tentang terjadinya kiamat, alam kubur, balasan syurga, atau pun siksa neraka. Keyakinan terhadap Kitabullah juga membangun keyakinan terhadap para Rasul dan Nabi yang kisahnya disebutkan di dalamnya.
Orang-orang yang beriman kepada Kitabullah lebih mengenal Nabi Musa dan perjuangannya tenimbang perjuang dari sejarah bangsanya. Begitulah yang dinyatakan Allah di dalamnya, “Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Hud: 120)
Maka Al-Qur-an inilah sumber dari keimanan yang paling besar. Kitabullah Al-Qur-an merupakan satu-satunya mukjizat Nabi Muhammad Saw yang dapat dirasakan oleh ummatnya kapan saja dan dimana saja sampai di hadapan Kita di saat ini.
Begitu banyak manfaat keberkahan yang Allah berikan dengan membaca, menghayati dan mengamalkan kandungan Al-Qur-an. Di antaranya adalah :
Pertama : dengan membaca Al-Qur-an berarti beribadah, bahkan menurut Nabi Muhammad Saw merupakan sebaik-baik ibadah dalam Islam. “Afdholu ibadati ummatii tilawatul qur-an” (ibadah ummatku yang paling utama adalah tilawah Al-Qur-an)
Kedua : membaca Al-Qur-an merupakan dzikrullah (cara mengingat Allah) yang paling efektif. Bahkan disebutkan bahwa orang yang sedang membaca Kitabullah ini sesungguhnya sedang berdialog dengan Allah. Keadaan dialog ini menjadikan mereka semakin dekat (akrab) dengan Allah sehingga diliputi dengan rahmat kasih sayang-Nya.
Ketiga: Kitabullah merupakan sumber ilmu yang paling dahsyat, karena orang yang membacanya berarti belajar dari Yang Maha Pencipta tentang kehidupan. Al-Qur-an adalah lautan ilmu, orang yang berusaha menggalinya akan merasakan bahwa apa yang diajarkan Allah didalamnya tidak pernah berhenti, hikmah dan kandungannya tidak ada habisnya, semakin digali dan didalami semakin haus dan ingin menambah lagi.
“ Katakanlah, Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”. (QS. Al-kahfi .109)
Keempat : Al-Qur-an merupakan obat bagi penyakit hati yang menimpa jiwa manusia karena setiap orang yang mengingat Allah akan merasa tentram jiwanya, “ (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah, lngatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’du: 28)
Kelima : Kitabullah akan meningkatkan derajat para pembacanya di Dunia ini dan di Akhirat nanti. Para penghafal dan pembaca Al-Qur-an tidak pernah berada dalam kondisi yang merana ataupun menderita baik secara phisik maupun psikis. Karena Kaum Muslimin akan memuliakan mereka dan menempatkan mereka di tempat terpuji apalagi jika mereka mampu mendidik orang lain berakhlak dan pekerti mulia.
Semua pengetahuan di muka bumi ini pada dasarnya bersumber dari keraguan, kecuali tentu saja ilmu yang bersumber dari Allah Azza wa Jalla. Ketika hidup manusia diatur oleh ilmu berbasiskan keraguan, maka kehidupan akan kacau balau tidak jelas arah dan orientasinya.
Dengan ilmu saja tanpa iman manusia akan mengalami kegagalan dalam membangun peradaban. Kegagalan akan terjadi di setiap pos kehidupan baik secara, individu, keluarga, maupun sistem kemasyarakatan. Baru-baru ini para pemimpin dunia sudah meyakini kegagalan sistem komunisme, kapitalisme, diktatorisme maupun nasionalisme.
Bahkan demokrasi pun sekarang ini sudah menunjukkan keterpurukan karena tidak menjamin kebahagiaan manusia maupun kesuksesan hidup mereka. .Demokrasi sekarang ini dijadikan alat kekuasaan karena hukum yang digunakan ternyata bisa dipermainkan para penguasa.
Apa jadinya sebuah negara manakala lembaga hukum yang menjadi pemegang kuasa atas undang-undang mereka ternyata di isi oleh orang-orang yang korup. Apa jadinya sebuah negara ketika para Hakimnya merupakan orang-orang yang memperjualbelikan hukum dan mencari keuntungan individu atau kelompok.
Apa jadinya sebuah negeri yang hukumnya tebang pilih dengan membela orang-orang yang kuat dari kelompok tertentu saja sementara kelompok yang lemah dijadikan sasaran tembak, fitnah dan upaya penghancuran baik secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Hukum bagaikan singa bagi orang yang lemah tetapi menjadi cecurut terhadap mereka berkuasa saat ini.
Media hanya menjadi alat propaganda yang menyudutkan dan menghancurkan orang-orang yang lemah di hadapan para penguasa. Demokrasi telah dimanfaatkan kalangan berduit yang memiliki media massa seperti TV, koran, majalah, media online untuk mencapai kekuasaan melalui pembodohan dari media terhadap rakyatnya.
Mereka memanfaatkan istilah “kebebasan pers” untuk secara pasti menghakimi orang yang belum tentu bersalah dan menyeret mereka pada opini umum yang memberatkan.