Panduan
Dasar Menulis Esai
Apakah Esai itu?
Sebuah esai adalah sebuah komposisi prosa
singkat yang mengekspresikan opini penulis tentang subyek tertentu. Sebuah esai
dasar dibagi menjadi tiga bagian: pendahuluan yang berisi latar belakang
informasi yang mengidentifikasi subyek bahasan dan pengantar tentang subyek;
tubuh esai yang menyajikan seluruh informasi tentang subyek; dan terakhir
adalah konklusi yang memberikan kesimpulan dengan menyebutkan kembali ide
pokok, ringkasan dari tubuh esai, atau menambahkan beberapa observasi tentang
subyek.
Apa
yang membedakan esai dan bukan esai? Untuk menjawab pertanyaan ini dapat
dilakukan dengan merujuk pendapat-pendapat atau rumusan-rumusan yang telah ada,
tetapi pendapat-pendapat atau rumusan-rumusan yang telah ada sering kali masih tidak
lengkap dan kadang bertolak belakang sehingga masih mengandung kekurangan juga.
Misal mengenai ukuran esai, ada yang menyatakan bebas, sedang, dan dapat dibaca
sekali duduk; mengenai isi esai, ada yang menyatakan berupa analisis,
penafsiran dan uraian (sastra, budaya, filsafat, ilmu); dan demikian juga
mengenai gaya dan metode esai ada yang menyatakan bebas dan ada yang menyatakan
teratur.
Penjelasan
mengenai esai dapat lebih "aman dan mudah dimengerti" jika ditempuh
dengan cara meminjam pembagian model penalaran ala Edward de Bono. Menurut De
Bono, penalaran dapat dibagi menjadi dua model. Pertama, model penalaran
vertikal (memusatkan perhatian dan mengesampingkan sesuatu yang tidak relevan)
dan kedua model penalaran lateral (membukakan perhatian dan menerima semua
kemungkinan dan pengaruh).
Dari
pembagian model penalaran ini, esai cenderung lebih mengamalkan penalaran
lateral karena esai cenderung tidak analitis dan acak, melainkan dapat
melompat-lompat dan provokatif. Sebab, esai menurut makna asal katanya adalah
sebuah upaya atau percobaan yang tidak harus menjawab suatu persoalan secara
final, tetapi lebih ingin merangsang. Menurut Francis Bacon, esai lebih sebagai
butir garam pembangkit selera ketimbang sebuah makanan yang mengenyangkan.
Sejarah Esai
Esai mulai dikenal pada tahun 1500-an
dimana seorang filsuf Perancis, Montaigne, menulis sebuah buku yang
mencantumkan beberapa anekdot dan observasinya. Buku pertamanya ini diterbitkan
pada tahun 1580 yang berjudul Essais yang berarti attempts atau
usaha. Montaigne menulis beberapa cerita dalam buku ini dan menyatakan bahwa
bukunya diterbitkan berdasarkan pendapat pribadinya. Esai ini, berdasarkan
pengakuan Montaigne, bertujuan mengekspresikan pandangannya tentang kehidupan.
Lalu
bagaimana pengertian esai menurut Montaigne? Montaigne menuliskan sikap dan
pandangannya mengenai esai melalui deskripsi-deskripsinya yang tersirat,
sahaja, rendah hati tetapi jernih dalam sebuah kata pengantar bukunya:
"Pembaca, ini sebuah buku yang jujur. Anda diperingatkan semenjak awal
bahwa dalam buku ini telah saya tetapkan suatu tujuan yang bersifat
kekeluargaan dan pribadi. Tidak terpikir oleh saya bahwa buku ini harus
bermanfaat untuk anda atau harus memuliakan diri saya. Maksud itu berada di
luar kemampuan saya. Buku ini saya persembahkan kepada para kerabat dan handai
taulan agar dapat mereka manfaatkan secara pribadi sehingga ketika saya tidak
lagi berada di tengah-tengah mereka (suatu hal yang pasti segera mereka alami),
dapatlah mereka temukan di dalamnya beberapa sifat dari kebiasaan dan rasa
humor saya, dan mudah-mudahan, dengan cara itu, pengetahuan yang telah mereka
peroleh tentang diri saya tetap awet dan selalu hidup" (dari "To
The Reader").
Kemudian, pada tahun 1600-an, Sir Francis
Bacon menjadi Esais Inggris pertama. Bukunya berjudul Essay. Bentuk,
panjang, kejelasan, dan ritme kalimat dari esai ini menjadi standar bagi
esais-esais sesudahnya. Ada beberapa esai yang formal, dan ada beberapa esai
lain yang bersifat informal. Bentuk esai informal lebih mudah ditulis karena
lebih bersifat personal, jenaka, dengan bentuk yang bergaya, struktur yang
tidak terlalu formal, dan bertutur. Bentuk esai formal lebih sering
dipergunakan oleh para pelajar, mahasiswa dan peneliti untuk mengerjakan
tugas-tugasnya. Formal esai dibedakan dari tujuannya yang lebih serius,
berbobot, logis dan lebih panjang.
Di
Indonesia bentuk esai dipopulerkan oleh HB Jassin melalui
tinjauan-tinjauannya mengenai karya-karya sastra Indonesia yang kemudian
dibukukan (sebanyak empat jilid) dengan judul Kesusastraan Indonesia Modern
dalam Kritik dan Esei (1985), tapi Jassin tidak bisa menerangjelaskan rumusan
esai.
Ciri-ciri
esai, yaitu sebagai berikut.
1. Hal utama dalam esai adalah gambaran
kepribadian dari pengarang suatu karya sastra yang menurut penulis esai
simpatik dan menarik.
2. Esai adalah tulisan yang bersifat pribadi.
3. Esai itu mempersoalkan masalah sejauh
pengarang dapat merangsang hati penulis esai.
Dalam menulis esai, ada langkah-langkah tertentu
yang perlu diperhatikan. Dengan langkah-langkah tersebut, kita dapat menulis
sebuah esai dengan sistematis. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1.
membaca naskah karya sastra;
2.
memahami dan menganalisis struktur karya sastra yang dibaca;
3.
menginterpretasikan makna atau pesan karya sastra;
4.
mengemukakan pendapat/gagasan pribadi terhadap karya sastra;
5.
mengevaluasi karya sastra.
Adapun tugas utama Anda saat menulis esai
ialah menguraikan hal-hal berupa fakta yang dipadukan dengan gagasan atau ide
serta pandangan penulisnya. Dengan demikian, agar memudahkan pekerjaan Anda
saat membuat esai, Anda perlu membuat terlebih dahulu daftar-dafar fakta yang
berkaitan dengan permasalahan dalam esai Anda.
Tipe Esai
Esai
Deskriptif : esai deskriptif biasanya bertujuan
menciptakan kesan tentang seseorang, tempat, atau benda. Bentuk esai ini
mencakup rincian nyata untuk membawa pembaca pada visualisasi dari sebuah
subyek. Rincian pendukung disajikan dalam urutan tertentu (kiri ke kanan, atas
ke bawah, dekat ke jauh, arah jarum jam, dll). Pola pergerakan ini mencerminkan
urutan rincian yang dirasakan melalui penginderaan.
Esai
ekspositori: esai
ini menjelaskan subyek ke pembaca. Biasanya dilengkapi dengan penjelasan
tentang proses, membandingkan dua hal, identifikasi hubungan sebab-akibat,
menjelaskan dengan contoh, membagi dan mengklasifikasikan, atau mendefinisikan.
Urutan penjelasannya sangat bervariasi, tergantung dari tipe esai ekspositori
yang dibuat. Esai proses akan menyajikan urutan yang bersifat kronologis
(berdasarkan waktu); esai yang membandingkan akan menjelaskan dengan
contoh-contoh; esai perbandingan atau klasifikasi akan menggunakan urutan
kepentingan (terpenting sampai yang tak penting, atau sebaliknya); esai
sebab-akibat mungkin mengidentifikasi suatu sebab dan meramalkan akibat, atau
sebaliknya, mulai dengan akibat dan mencari sebabnya.
Esai
naratif : menggambarkan suatu ide dengan cara bertutur. Kejadian
yang diceritakan biasanya disajikan sesuai urutan waktu. Esai persuasif bersuaha
mengubah perilaku pembaca atau memotivasi pembaca untuk ikut serta dalam suatu
aksi/tindakan. Esai ini dapat menyatakan suatu emosi atau tampak emosional.
Rincian pendukung biasanya disajikan berdasarkan urutan kepentingannya.
Esai
dokumentatif : memberikan informasi berdasarkan suatu penelitian di
bawah suatu institusi atau otoritas tertentu. Esai ini mengikuti panduan dari MLA,
APA, atau panduan Turabian.
Sumber: http://libray.thinkquest.org/10888,
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0406/19/pustaka/1092112.htm
Untuk
membuat sebuah esai yang berkualitas, diperlukan kemampuan dasar menulis dan
latihan yang terus menerus. Berikut ini panduan dasar dalam menulis sebuah
esai.
Struktur Sebuah Esai
Pada
dasarnya, sebuah esai terbagi minimum dalam lima paragraf:
1. Paragraf
pertama
Dalam paragraf ini penulis memperkenalkan
topik yang akan dikemukakan, berikut tesisnya. Tesis ini harus dikemukakan
dalam kalimat yang singkat dan jelas, sedapat mungkin pada kalimat pertama.
Selanjutnya pembaca diperkenalkan pada tiga paragraf berikutnya yang
mengembangkan tesis tersebut dalam beberapa sub topik.
2. Paragraf
kedua sampai kelima
Ketiga paragraf ini disebut tubuh dari
sebuah esai yang memiliki struktur yang sama. Kalimat pendukung tesis dan argumen-argumennya
dituliskan sebagai analisa dengan melihat relevansi dan relasinya dengan
masing-masing sub topik.
3. Paragraf kelima (terakhir)
Paragraf kelima merupakan paragraf
kesimpulan. Tuliskan
kembali tesis dan sub topik yang telah dibahas dalam paragraf kedua sampai
kelima sebagai sebuah sintesis untuk meyakinkan pembaca
Langkah-langkah membuat Esai
o
Mulailah dengan poin-poin penting
o kemudian
buatlah beberapa sub topik
o Kembangkan
sub topik yang telah anda buat
Memilih Topik
Bila topik telah ditentukan, anda
mungkin tidak lagi memiliki kebebasan untuk memilih. Namun demikian, bukan
berarti anda siap untuk menuju langkah berikutnya.
Pikirkan terlebih dahulu tipe naskah yang
akan anda tulis. Apakah
berupa tinjauan umum, atau analisis topik secara khusus? Jika hanya merupakan
tinjauan umum, anda dapat langsung menuju ke langkah berikutnya. Tapi bila anda
ingin melakukan analisis khusus, topik anda harus benar-benar spesifik. Jika
topik masih terlalu umum, anda dapat mempersempit topik anda. Sebagai contoh,
bila topik tentang “Indonesia ”
adalah satu topik yang masih sangat umum. Jika tujuan anda menulis sebuah
gambaran umum (overview), maka topik ini sudah tepat. Namun
bila anda ingin membuat analisis singkat, anda dapat mempersempit topik ini
menjadi “Kekayaan Budaya Indonesia” atau “Situasi Politik di Indonesia. Setelah
anda yakin akan apa yang anda tulis, anda bisa melanjutkan ke langkah
berikutnya.
Bila
topik belum ditentukan, maka tugas anda jauh lebih berat. Di sisi lain,
sebenarnya anda memiliki kebebasan memilih topik yang anda sukai, sehingga
biasanya membuat esai anda jauh lebih kuat dan berkarakter.
·
Tentukan
Tujuan
Tentukan
terlebih dahulu tujuan esai yang akan anda tulis. Apakah untuk meyakinkan orang
agar mempercayai apa yang anda percayai? Menjelaskan bagaimana melakukan
hal-hal tertentu? Mendidik pembaca tentang seseorang, ide, tempat atau sesuatu?
Apapun topik yang anda pilih, harus sesuai dengan tujuannya.
·
Tuliskan
Minat Anda
Jika
anda telah menetapkan tujuan esai anda, tuliskan beberapa subyek yang menarik
minat anda. Semakin banyak subyek yang anda tulis, akan semakin baik. Jika anda
memiliki masalah dalam menemukan subyek yang anda minati, coba lihat di
sekeliling anda. Adakah hal-hal yang menarik di sekitar anda? Pikirkan hidup
anda? Apa yang anda lakukan? Mungkin ada beberapa yang menarik untuk dijadikan
topik. Jangan mengevaluasi subyek-subyek tersebut, tuliskan saja segala sesuatu
yang terlintas di kepala.
·
Evaluasi
Potensial Topik
Jika
telah ada bebearpa topik yang pantas, pertimbangkan masing-masing topik
tersebut. Jika tujuannya mendidik, anda harus mengerti benar tentang topik yang
dimaksud. Jika tujuannya meyakinkan, maka topik tersebut harus benar-benar
menggairahkan. Yang paling penting, berapa banyak ide-ide yang anda miliki
untuk topik yang anda pilih.
Sebelum
anda meneruskan ke langkah berikutnya, lihatlah lagi bentuk naskah yang anda
tulis. Sama halnya dengan kasus dimana topik anda telah ditentukan, anda juga
perlu memikirkan bentuk naskah yang anda tulis.
Membuat Outline
Tujuan
dari pembuatan outline adalah meletakkan ide-ide tentang topik anda
dalam naskah dalam sebuah format yang terorganisir.
1.
Mulailah
dengang menulis topik anda di bagian atas
2.
Tuliskan
angka romawi I, II, III di sebelah kiri halaman tersebut, dengan jarak yang
cukup lebar diantaranya
3.
Tuliskan
garis besar ide anda tentang topik yang anda maksud:
o
Jika
anda mencoba meyakinkan, berikan argumentasi terbaik
o
Jika
anda menjelaskan satu proses, tuliskan langkah-langkahnya sehingga dapat
dipahami pembaca
o
Jika anda mencoba menginformasikan
sesuatu, jelaskan kategori utama dari informasi tersebut
4.
Pada masing-masing romawi, tuliskan A,
B, dan C menurun di sis kiri halaman tersebut. Tuliskan fakta atau informasi yang
mendukung ide utama
Menuliskan Tesis
Suatu
pernyataan tesis mencerminkan isi esai dan poin penting yang akan disampaikan
oleh pengarangnya. Anda telah menentukan topik dari esai anda, sekarang anda
harus melihat kembali outline yang telah anda buat, dan memutuskan poin
penting apa yang akan anda buat. Pernyataan tesis anda terdiri dari dua
bagian:
·
Bagian pertama menyatakan topik.
Contoh: Budaya Indonesia, Korupsi di Indonesia
·
Bagian kedua menyatakan poin-poin dari
esai anda. Contoh: memiliki kekayaan yang luar biasa, memerlukan waktu yang
panjang untuk memberantasnya, dst.
Menuliskan Tubuh Esai
Bagian
ini merupakan bagian paling menyenangkan dari penulisan sebuah esai. Anda dapat
menjelaskan, menggambarkan dan memberikan argumentasi dengan lengkap untuk
topik yang telah anda pilih. Masing-masing ide penting yang anda tuliskan pada outline
akan menjadi satu paragraf dari tubuh tesis anda.
Masing-masing paragraf memiliki
struktur yang serupa:
1.
Mulailah
dengan menulis ide besar anda dalam bentuk kalimat. Misalkan ide
anda adalah: “Pemberantasan korupsi di Indonesia”, anda dapat menuliskan:
“Pemberantasan korupsi di Indonesia memerlukan kesabaran besar dan waktu yang
lama”
2.
Kemudian
tuliskan masing-masing poin pendukung ide tersebut, namun sisakan empat sampai lima baris.
3.
Pada
masing-masing poin, tuliskan perluasan dari poin tersebut. Elaborasi
ini dapat berupa deskripsi atau penjelasan atau diskusi
4.
Bila perlu, anda dapat menggunakan
kalimat kesimpulan pada masing-masing paragraf.
Setelah
menuliskan tubuh tesis, anda hanya tinggal menuliskan dua paragraf: pendahuluan
dan kesimpulan.
Menulis Paragraf Pertama
1.
Mulailah
dengan menarik perhatian pembaca.
o
Memulai dengan suatu informasi nyata
dan terpercaya. Informasi ini tidak perlu benar-benar baru untuk pembaca anda,
namun bisa menjadi ilustrasi untuk poin yang anda buat.
o
Memulai dengan suatu anekdot, yaitu
suatu cerita yang menggambarkan poin yang anda maksud. Berhati-hatilah dalam
membuat anekdot. Meski anekdot ini efektif untuk membangun ketertarikan pembaca,
anda harus menggunakannya dengan tepat dan hati-hati.
o
Menggunakan dialog dalam dua atau tiga
kalimat antara beberapa pembicara untuk menyampaikan poin anda.
2.
Tambahkan satu atau dua kalimat yang
akan membawa pembaca pada pernyataan tesis anda.
3.
Tutup paragraf anda dengan pernyataan
tesis anda.
Menuliskan
Kesimpulan
Kesimpulan merupakan rangkuman dari
poin-poin yang telah anda kemukakan dan memberikan perspektif akhir anda kepada
pembaca. Tuliskan dalam tiga atau empat kalimat (namun jangan menulis ulang
sama persis seperti dalam tubuh tesis di atas) yang menggambarkan pendapat dan
perasaan anda tentang topik yang dibahas. Anda dapat menggunakan anekdot untuk
menutup esai anda.
Memberikah
Sentuhan Akhir
1.
Teliti urutan paragraf Mana yang paling
kuat? Letakkan paragraf terkuat pada urutan pertama, dan paragraf terlemah di
tengah. Namun, urutan
tersebut harus masuk akal. Jika naskah anda menjelaskan suatu proses, anda
harus bertahan pada urutan yang anda buat.
2.
Teliti format penulisan. Telitilah
format penulisan seperti margin, spasi, nama, tanggal, dan sebagainya
3.
Teliti
tulisan. Anda dapat merevisi hasil tulisan anda, memperkuat poin yang lemah.
Baca dan baca kembali naskah anda.
4.
Apakah
masuk akal? Tinggalkan dulu naskah anda beberapa jam, kemudian baca kembali.
Apakah masih masuk akal?
5.
Apakah
kalimat satu dengan yang lain mengalir dengan halus dan lancar? Bila tidak,
tambahkan bebearpa kata dan frase untuk menghubungkannya. Atau tambahkan satu
kalimat yang berkaitan dengan kalimat sebelumnya
6.
Teliti kembali penulisan dan tata
bahasa anda.
Sudah dapatkah Anda menulis esai? dalam
esai dibentangkan, diuraikan, dan dipantulkan pendapat dan perasaan tentang
suatu hal dalam bidang kebudayaan, kesenian, kemasyarakatan, politik, filsafat,
dan sebagainya. Hal-hal itulah yang perlu dikemukakan dalam esai.
Menulis
esai merupakan salah satu bentuk apresiasi terhadap karya sastra. Dengan
menulis esai, Anda telah memberikan tanggapan terhadap suatu permasalahan.
Dalam pelajaran ini, Anda akan berlatih menyatakan penilaian terhadap karya
sastra yang dibahas dalam bentuk esai secara tertulis.
Ciri-ciri
esai, yaitu sebagai berikut.
1. Hal utama
dalam esai adalah gambaran kepribadian dari pengarang suatu karya sastra yang
menurut penulis esai simpatik dan menarik.
2. Esai adalah tulisan yang bersifat pribadi.
3. Esai itu mempersoalkan masalah sejauh pengarang dapat merangsang
hati penulis esai.
Dalam
menulis esai, ada langkah-langkah tertentu yang perlu diperhatikan. Dengan
langkah-langkah tersebut, kita dapat menulis sebuah esai dengan sistematis.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. membaca naskah karya sastra;
2. memahami dan menganalisis
struktur karya sastra yang dibaca;
3. menginterpretasikan makna
atau pesan karya sastra;
4. mengemukakan pendapat/gagasan
pribadi terhadap karya sastra;
5.
mengevaluasi karya sastra.
Adapun tugas utama Anda saat menulis esai
ialah menguraikan hal-hal berupa fakta yang dipadukan dengan gagasan atau ide
serta pandangan penulisnya. Dengan demikian, agar memudahkan pekerjaan Anda
saat membuat esai, Anda perlu membuat terlebih dahulu daftar-dafar fakta yang
berkaitan dengan permasalahan dalam esai Anda.
No comments:
Post a Comment