Antara Aku, Kamu dan Dia
Oleh: Ayank Iratu
Selasa, 6 Desember 2011
Harapan palsu yang kau berikan kepadaku kita menjadi bumerang diantara kita. Kenapa kau tega melakukan hal itu kepadaku yang baru saja memberanikan diri untuk membuka hatiku untuk memadu kasih. Tapi ternyata itu merupakan sebuah kesalahan, kesalahan kenapa aku bisa membuka hati ini untuk laki-laki seperti kamu yang hanya bisa menyakiti hatiku? Mengapa semua ini harus terjadi? Aku hanya bagaikan sampah yang bisa kau buang Semaumu. Kini aku berjanji tidak akan pernah mau mengenalmu lagi meskipun kita berada di sekolahan yang sama tapi akan ku tekatkan hati dan pperasaan ini agar tidak akan melihatmu lagi.Terlalu sakit hati ini! "Kring ..... kring ..... kring ..... " Suara hp-ku berbunyi, ternyata dari seorang laki-laki yang aku kenal karena ia merupan teman satu sekolahku. Ia bernama Angga. Berawal dari sms itulah kami menjadi dekat, hampir setiap hari kami saling SMS an. Angga yang baru saja putus Cinta dengan Citra yang juga teman satu sekolahku mencoba untuk melupakan mantan kekasihnya itu. Aku sebagai teman curhatnya mencoba untuk membantunya untuk melupakan mantan kekasihnya itu, tapi tetap saja ia tidak bisa melupakannya. "Sulit bagiku untuk melupakan Citra karena hubungan kami yang sudah 2 tahun, tapi aku harus melupakannya karena kini dia sudah bersama orang lain "SMS yang angga kirimkan kepadaku.Aku hanya berusaha untuk menjadi pendengar yang baik agar Angga bisa kuat menjalani hidup meskipun Aku bukan Citra yang bisa membuatnya semangat seperti sebelumnya. Berjalannya waktu kami semakin dekat, secara berlahan Angga bisa melupakan Citra dan ia pun berusaha untuk menarik hatiku untuk menjadi kekasihnya. Aku yang pernah terpuruk dalam masalah cinta takut untuk membuka hati lagi karena takut terluka lagi. Mengetahui hal itu Angga mencoba untuk meyakiniku dan berusaha membuatku nyaman saat berada bersamanya. Malam itu, Angga mengajak aku untuk makan keluar. Sungguh sulit untukku tolak karena sudah kesekian kalinya permintaannya selalu kutolak. Akhirnya Anggapun datang ke kos ku yang tidak terlalu jauh dari kosnya itu, dan kami pun pergi untuk mencari makan. Ternyata Angga sudah menyiapkan tempat makan yang sangat romantis untuk kami berdua, aku kaget melihat semu kejutan ini. "kita makan disini?" tanya aku "tempatnya romantis sekali, dengan lampu remang-remang, dan terletak di taman dengan meja dihiasi oleh lilin .. Angga co,, coietzz" ungkapku di dalam hati "iya kita makan di sini, tempat ini sudah ku siapkan sejak lama tapi baru terwujud hari ini karena baru hari ini kamu mau makan malam bersamaku "jelas angga kepadaku Makan mallam yang sungguh efisien dalam hidupku. Semua masalah dan ketakutan-ketakutanku kepada seorang laki-laki pun hilang sejenak. Semua yang tergambar hanyalah sebuah kebahagiaan yang tiada tara antara aku dan Angga. Di akhir makan malam hati ku deg .. deg .. gan!!, badanku gemetar, sikapku salah tingkah, dan wajahku memerah. Ketika Angga menyatakan perasaannya kepadaku .. "Ning (namaku) .... maukah kamu menjadi kekasihku" ungkap Angga sambil memegang tanganku. "aku janji aku tidak akan pernah menyakitimu seperti mantan kekasihmu dulu. Aku juga sudah melupakan mantan kekasihku jadi kamu jangan takut aku akan meninggalkan kamu, please!! Jawab Ning?? "Angga terus meyakinkan aku karena aku hanya diam dan binggung mau menjawab apa. Akhirnya ku putuskan untuk menjawab, karena Angga yang selalu menanti jawabanku. "Sebenernya aku juga suka sama kamu, tapi maaf aku belum bisa menjadi pacarmu sekarang karena aku belum yakin kamu sudah benar-benar bisa melupakan Citra. Aku takut kamu setelah menjadi kekasihmu dan sangat mencintaimu, kamu meninggalkan aku ". Jelas Ku dengan memberanikan diri dan berusaha untuk tidak membuat Angga marah karena penolakanku ini. "Aku berjanji aku tidak akan menyakitimu. Tapi baiklah aku akan membuktikannya kepadamu bahwa aku benar-benar mencintaimu dan aku sudah sungguh-sungguh melupakan Citra dan tidak akan pernah lagi aku mau kembali dengan dia ". Angga meyakini ku. Setelah pembahasan itu kami langsung pulang. Sampai di kos aku tidak bisa tidur memikirkan Angga dan makan malam yang romantis. Di satu sisi aku ingin sekali menjadi kekasihnya tapi rasa takutku lebih tinggi dari pada rasa ingin jadi kekasihnya. Sepanjang malam kupikirkan sampai tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul 2 wib. Entah apa saja yang ku pikirkan malam itu, sehingga membuatku tidak bisa tidur. Yang ada di kepala hanya baying-bayang Angga dan Citra mantan kekasihnya. Sekali lagi ku coba untuk menatap kata dan mencoba untuk membandingkan diriku dengan Citra yang lebih cantik dariku. Citra itu cantik, gaul, modis, sedangkan aku cumalah orang biasa yang hidup pas-pasan dan hanya menggunakan pakayan yang seadanya tidak seperti Citra yang hampir setiap hari belanja dan belanja. Ahhhh. apa yang telah aku pikirkan ini, bawa tidur sajalah nanti bisa-bisa tambah gila kalau memikirkan mereka. Pagi yang cerah, ku harap hari ini akan cerah secerah hatiku saat ini. Seperti biasa kebiasaan anak kos pagi-pagi sudah nongkrong di depan kamarku, karena di depan kamarku ada kursi yang bisa untuk ngumpul-ngumpul anak-anak. Mereka menggodaku karena mereka tahu hari aku jalan keluar dengan Angga dan mereka memintaku untuk bercerita pada ngapain aja. Dengan mali-malu aku menceritakan semuanya kepada mereka. "wah .. kenapa kamu tolak dia? Padahal dia kan cowok romantis, kalau aku mah langsung mau sama dia ". Ucap temanku Lili "ah .. kamu ini gimana si Li? Ning kan masih trauma githu ma mantannya yang dulu makanya dia takut untuk jatuh cinta! Ya gak Ning? Hehe "sambung temanku "hahahah,, Ning .. Ning,, yang lalu ya biarkan berlalu lah, kan tidak semua cowok itu sama, jadi bagaimana mau maju kalau baying-bayang masa lalu menjadi ketakutan untukmu melangkah .. "ungkap Lili, dengan puitis .. "hue,, kalian ini apa an cih !! Aku itu Cuma bellum yakin aja sama dia, nanti kalau dia tiba-tiba hanya menjadikan aku pelariannya saja untuk melupakan Citra di dalam hatinya gimana? Ada yang mau tanggung jawab gak?? Hehe "jelas ku kepada teman-teman. "ia juga sih, ya lanjutkanlah kalau begitu,, hhaa" ungkap teman-temanku Hari berganti hari tidak terasa sudah satu minggu peristiwa makan malam itu ku lewati. Dan aku juga merasa ada yang aneh, sudah tiga hari Angga tidak menghubungiku lagi. Dalam hati aku selalu bertanya-tanya kenapa Angga menghilang begitu saja tanpa pesan seperti ini. Aku coba untuk santai dan tetap tenang meskipun sebenarnya dalam hati ini aku selalu bertanya-tanya dimanakah dia sekarang ini. Ku coba untuk mencarinya di sekolah tapi tetap dia tidak ada, ingin rasanya ku SMS atau Telphon dia untuk menghilangkan rasa kegundahan hatiku karena kehilangan dia, tapi ku coba untuk bertahan karena aku takut mengganggu dia. Dua minggu berlalu baru aku tahu apa alasannya ia pergi tanpa pesan seperti ini. Hati ku hancur ketika aku tahu kalau ia akhirnya kembali lagi dengan mantan kekasihnya itu. Aku kembali terpuruk melihat mereka berdua di sekolah. Hati ini terasa sangat sakit, sangat rapuh. Jiwa ini seakan terbang melayang. Tak sanggup rasanya ku melihat mereka lagi. Di dalam keterpurukanku aku masih bersyukur karena masih ada teman-temanku yang masi setia menemaniku dan memberiku semangat untuk bisa melewati semua ini. Meski dalam hati ini ingin ku sampaikan kemarahanku kepada Angga yang telah menggoreskan luka di hatiku. "mengapa kamu tega menyakiti hatiku, mana janjimu yang tak akan menyakitiku, kau beri harapan kosong kepadaku, kenapa kamu pergi meningalkan aku begitu saja! Kenapa kamu tidak memikirkan perasaanku yang terlanjur mencintaimu!Angga sungguh kejam, kau buat ku melayang dan kiti kau patahkan sayapku sehingga aku tidak bisa terbang lagi!! Sungguh kejamnya dirimu! " Hampir setiap hari ku seselai kusesali hidup ini. Ternya tidak hanya aku semua temanku juga membenci Angga yang telah mempermainkan perasaanku. Ia datang dengan penuh kehangatan dan pergi dengan penuh tanda?, Karena tidak ada satu katapun yang ia ucapkan, ia hanya pergi dengan semau hatinya. Meskipun dari awal aku menyadari hal ini akan terjadi tetapi tak habis pikirku ia tegaa meninggalkanku tanpa pesan seperti ini. Seandainya saja ia mau berterus terang dan jujur kepadaku bahwa ia ingin kembali ke Citra mungkin aku bisa terima karena aku tahu dari awal ia tidak pernah bisa untuk melupakan citra .. Darah ku naik dan emosi ku kembali tinggi "apasih susahnya untuk jujur! Dasar lali-laki hanya bisa menyakiti kaum perempuan. " Kini aku hanya bisa menyesali mengapa aku pernah hadir di antara mereka berdua dan kenapa aku bisa membuka hati untuk laki-laki yang tidak punya perasaan seperti Angga.
DMCA Protection on: http://www.hujangede.com/2012/02/cerpen-antara-aku-kamu-dan-dia.html#ixzz2OY3SNj8K
Cerpen Cinta:
MALAIKAT UNTUK TASYA
Oleh: Mimin Khoirum Widiawati
Oke, kenalin. Nama gue Natasya Five Nindry Dewi. Panggil aja gue Tasya. Gue itu anak ke lima dari 5 bersaudara, yaa anak bungsu gitu deeh. Gue tuh manja abis, dan gue gak suka banget sama warna merah. Gue gak pernah akur sama kakak-kakak gue. Gue benci mereka semua. Gue gak suka aturan yang mereka buat untuk gue. Kalau menurut gue, itu gak bakalan ngerubah sifat gue yang urak-urakan ini. Jadi, gue milih jalanin aja hidup gue tanpa mikirin mereka semua. Gue gak punya ortu lagi. Mereka udah tenang di surga sana.
Semenjak kematian kedua ortu gue, gue jadi kayak gini. Gue jadi anak yang berandalan. Gue gak terima, kalau gue harus hidup sama kakak yang gak pernah gue suka. Jadi, ginilah caranya gue memberontak dari kehidupan gue yang gak pernah bersahabat sama gue.
Kakak gue itu, sukanya ngomel, marah gak jelas, nyuruh ini, nyuruh itu, iiihh ...!! emang nya dia kira gue pembantu apa??!!
Kalau gak mau cepet tua karena ngadapin gue, mendingan kerjain sendiri aja deeh, tuh semua. Paling males yah, kalau disuruh bangun pagi. Ampuunnnn. Gue gak bisa banget bangun pagi-pagi tau gak siiih????!!!
Semenjak kematian kedua ortu gue, gue jadi kayak gini. Gue jadi anak yang berandalan. Gue gak terima, kalau gue harus hidup sama kakak yang gak pernah gue suka. Jadi, ginilah caranya gue memberontak dari kehidupan gue yang gak pernah bersahabat sama gue.
Kakak gue itu, sukanya ngomel, marah gak jelas, nyuruh ini, nyuruh itu, iiihh ...!! emang nya dia kira gue pembantu apa??!!
Kalau gak mau cepet tua karena ngadapin gue, mendingan kerjain sendiri aja deeh, tuh semua. Paling males yah, kalau disuruh bangun pagi. Ampuunnnn. Gue gak bisa banget bangun pagi-pagi tau gak siiih????!!!
Tapi, ada satu hal yang bikin gue sampai saat ini masih mau sekolah. Yaitu, Mila. Sahabat gue. Tanpa dia, gue bukan siapa-siapa. Dia yang udah ngajarin gue arti sebuah kehidupan.
Bagi gue, Mila sangat berarti.
Gue sayang banget sama sahabat gue itu .. Suatu pagi di sekolah. . . . . Uhh .. Sial banget sih gue hari ini ..!! Dasar kakak gak tau terima kasih! Udah bagus-bagus yaa, gue mau di suruh nyuci piring, eh malah gak di kasih uang jajan. Awas loe nanti kalau gue pulang, gue pecahin tuh semua piring!! uhhhhhh!!! (Sambil menendang sebuah kaleng) Bruukk ... kaleng itu mengenai kepala seorang guru BP yang sangar nya minta ampun. "Tasya!! apa yang kamu lakukan? "tanya Bu Indah sambil memelototi Tasya. "nendang kaleng Bu," "Kamu tahu tidak, kaleng itu kena kepala Ibu, apa kamu mau, masuk ruang BP?" "Udah laa Bu, gak benjol juga. Manja banget sih Ibu, kena kaleng gitu aja udah mau masukkan saya ke ruang BP. "(Sambil berlalu meninggalkan Bu Indah yang sedang ngomel-ngomel) "Tasyaaaaaaaaaaaaa!!!!!!! Ibu kurangi point kamu, Ibu kurangi 25. awas kamu kalau ketemu Ibu lagi, gak akan Ibu biarin pergi kamu! Dasar murid kurang ajar!!!! "(Sambil memegangi jidat nya yang rada benjol) Sesaat kemudian .... "haaii-haaii" sapa Tasya pada sahabat nya. "Haii juga Sya" kata sahabat nya, Mila. "Lagi mikirin apa 'an sii? "tanya Tasya penasaran. "Ini nii, katanya mau ada murid baru di kelas IX B. Katanya sih ganteng, cute, pokoknya perfect abis deh. "Kata Mila, dengan nada yg di lebay-lebay'in. Tasya memiliki sahabat yang sangat mengerti dia. Namanya Mila. Mila senasib dengan Tasya, sama-sama sudah gak punya orang tua lagi. makanya mereka berdua serasa klop banget giitu. "Alaah. Seganteng apa sih? Paling juga di bawahnya kakak Nicky. "Kata Tasya sambil menyebut nama artis idolanya, yaitu Nicky XOIX. "huuuh .. Nickyyy aja terus, gak bakalan juga loe ketemu dia Sya, jangan mimpi deh hahahahah. "Kata Mila menertawai Tasya. "Awas lo yaa La, kalau gue ketemu, gue jitak lo." Hmm .. "Ke kantin yuk La." kata Tasya . "Ayo, laper gue." kata Mila. Beberapa menit kemudian, Tasya dan Mila tiba di kantin sekolah yang kebetulan jauh dari kelas mereka, jadi mereka berdua bisa lolos tanpa sepengetahuan guru. Di kantin, Tasya makan banyak sekali, karena dia tidak sarapan pagi tadi. Mila pun demikian. Tiba-tiba, datang sesosok pria yang tampan dan gagah duduk di meja sebelah Tasya dan Mila makan. "Syaa .. Ganteng banget cowo itu. "Kata Mila sambil mengikuti-nyikut tangan Tasya. "Apaan sih loe La? Gue lagi makan nih, jangan di ganggu. "Kata Tasya. "Itu Sya, liat dulu." kata Mila. "Ah, mendingan gue makan, udah jangan ganggu gue." kata Tasya. Tiba-tiba cowo itu menyapa Mila. "Haii Mila ... "kata Reno, nama cowo itu. "Haaa haa haa haaiii ju ju ju gaa .." kata Mila dengan gagap. (Mila kalau ngobrol sama cowo cakep pasti jadi gagap) "Rileks aja lagi ngomong sama gue, nama gue Reno. Gue anak baru, gue tau loe dari anak-anak yang pada ngomongin loe, katanya loe tukang bolos yaa? "Kata Reno. "Salam kenal yaa, Reno. Hmm, gue sebenernya gak mau bolos, tapi temen gue yang satu ini nii, yang ngajakin gue bolos mulu ', yaa. jadi kebiasaan deh. heheheh .. "kata Mila sambil malu-malu. "ouh. jadi si Tasya ini yang ngajarin lo bolos-bolos gitu yaa? "kata Reno sambil melirik Tasya yang lagi makan bakso. "Apa lo?! Lirik-lirik gue?!! Mau gue makan lo? "Kata Tasya sinis. "Dasar cewek aneh. Udah lah La, kita ngobrol berdua aja. Gak usah ngurusin temen lo yang gak tau malu itu. "Kata Reno. "apa kata lo?!!!!!! Belum tau gue lo yaa. Gue gibeng terbang lo.! "Kata Tasya sedikit ngamuk. "Oiya La, lo kelas berapa?" tanya Reno pada Mila dan dia tidak menghiraukan Tasya yang marah-marah. "Kelas 3 Ren, lo kelas berapa?" tanya Mila balik. " sama, waah .. Jangan-jangan kita satu kelas, gue kelas IX B .. lo? "tanya Reno lagi pada Mila. "Gue kelas IX C Ren. yaah, gak sekelas deh. "Kata Mila. Mereka berdua pun asyik ngobrol dan tidak menghiraukan Tasya. Akhirnya Tasya marah dan dia meninggalkan Reno dan Mila berdua di kantin. Sesaat kemudian .... "Tasya, kamu kenapa?" tanya salah seorang siswa bernama Joni yang ternyata menyukai Tasya, dia adalah anak yang pintar dan sopan. "Gak usah tanya- tanya!!!!! Lo kira lo siapa berani-beraninya tegur gue?!! "Kata Tasya marah. "Bukan gitu Sya, aku cuma pengen tau, aku sedih liat kamu sedih terus." kata Joni. "Lo gak usah sok perhatian deh sama gue. Gue gak butuh perhatian dari lo. !!! Pergi sana lo.! "Kata Tasya. Akhirnya, Joni pun pergi meninggalkan Tasya yang masih saja marah-marah. Tiba-tiba .... "Sya, ngambek yaa????" sapa Mila yang merasa bersalah. "Gak." dengan ketusnya Tasya menjawab. "Yaaaah Sya. Gitu aja ngambek. Jangan ngambek dong Sya. Pliiiisss. "Kata Mila "Apaan sih lo?? Pergi sana sama sii Reno itu. Iiuuuh "kata Tasya "Hmmmm. Cemburu yaaah?? Lo suka yah, sama Reno? Ciiee. "Kata Mila "Iihh. Apaan sih. Gak lagi, jangan ngaco yah lo La. "Kata Tasya "Makanya, maafin gue yah Sya, pliiiiiiiiiiiissssss banget" kata Mila "Yaudah, gue maafin lo, tapi ada syaratnya. Lo harus nraktir gue makan bakso selama 1 bulan. Gimana?? Kalau gak mau juga gak papa, tapi gue bakalan ngambek terus loooh. "Kata Tasya "Okee okee Sya, biar loe gak ngambek gue bakalan nraktir lo makan bakso selama 1 bulan. Okee. "Kata Mila Akhirnya mereka berdua pun berbaikan lagi. Sebenernya, dalam hati Tasya, dia penasaran dengan Reno. Tapi, dia malu sama Mila. Malu kalau Mila sampai tau kalau Tasya suka sama Reno. Keesokan harinya .... "Tassyyyyyaaaaaaaaaaa. Bangun, lo gak sekolah apa? Udah jam berapa nih? Ya ampuun Tasya, banguuuuuuuuunnnn "teriak Kak Ita, kakak keempat Tasya. "Apaan sih kak? Gue masih ngantuk. Nanti aja banguninnya kenapa sih? Udah sana pergi ahh. "Jawab Tasya dengan nada bermalas malasan untuk menjawab. "Ya ampun Tasya, liat nih. Udah jam 07.00, lo nanti dimarain Bu Indah, mau? "Kata Kak Ita. "Iya iya Kak, gue bangun. Ahh. Nyebelin banget sih lo kak. "Kata Tasya. "Tasya, kenapa ngomong kayak gitu sama kakak kamu? Hah? Mau belajar jadi gak sopan yah? "Kata Kak Sam, kakak Ketiga Tasya. "Ya ampun. Iya iya, maafin gue kak. Gue telat nih, mau cepet cepet. Jangan diomelin mulu '. "Kata Tasya Keluarga Tasya, adalah keluarga besar. Dimulai dari kakak pertama dan keduanya yang kembar bernama, Raditya One Geyandra Putra (Adit) dan Reyhantya Two Geyandra Putra (Han) lalu kakak ketiganya yang bernama, Samantha Threehadi Ningsih (Sam), lalu kakak keempatnya yang bernama, Christhita Fouridina Kumalasari (Ita) , dan yang terakhir adalah Natasya Five Nindry Dewi (Tasya). Sedangkan Mila, sahabat Tasya memiliki keluarga besar ini, yaitu kakak pertamanya yang bernama, Sulung Putra Gandhi (Putra), lalu kakak keduanya yang bernama, Indah Dwi ayu (Indah), kakak ketiganya yang bernama, Trianha Setianingrum (Anha), lalu anak keempat yaitu Milanindia Fourina Khoirum (Mila), lalu adiknya anak kelima yang bernama, Ivia Fivewidia Nisa (Ivi), dan anak keenam yang bernama, Jefry Bagus Sixgandhi (Jefry). Tasya emang suka banget telat bangun. Sampai kakak-kakaknya nyerah buat ngebangunin dia yang susaaaaaaaahhhh banget buat dibangunin. Sesaat kemudian ... bukk.!!!! Suara kaleng yang ditendang Tasya lagi-lagi mendarat dikepala Bu Indah. "Hmm Hmm Hmm Hmm ... Lagi-lagi Tasya, dasar anak badung "kata Bu Indah dalam hati. "Maaf yah Bu, saya gak sengaja ..." kata Tasya meminta maaf. "yasudah, sana pergi ke kelas." kata Bu Indah ramah tak seperti biasanya. " Kok Ibu gak marah sih? Ibu cape 'yah, ngadapin saya? Maaf deh, kalau gitu Bu, saya janji gak ngulangin lagi .. "kata Tasya dengan muka yang dimelas-melasin. "Gak kok. Ibu gak cape 'ngadapin kamu. Cuma Ibu lagi kurang enak badan aja. Ibu lagi males marah-marah. Apalagi sama kamu yang badungnya minta ampun. Yang ada mlah penyakit Ibu gak sembuh-sembuh lagi .. Sudah sana ke kelas. "Kata Bu Indah. "Yah Ibu, gak seru nih. Gak pake 'marah-marah. Yaudah deh, saya ke kelas yah Bu. Byee Ibu cantiik. : * "Kata Tasya pada Bu Indah sambil berjalan meninggalkan Bu Indah. Sesampainya di kelas ... "La, ngapain tuh anak ada dikelas kita ..?" tanya Tasya ke Mila yang heran melihat Reno ada didalam kelasnya dan menempati bangkunya. "Lo gak tau yah Sya? Dia kan udah dipindahin ke kelas kita .. "kata Mila."Ohh. Terus, ngapain dia duduk di bangku gue?? "Tanya Tasya lagi. "hehehehh .. Gak tau tuh Reno. Dia bilang pengen duduk sebangku gue .. "kata Mila. "Iddiiiih. Enak bener hidup dia kalau kayak gitu. Dia pikir dia siapa.?!!!!! Anak baru aja belagu. Itu kan bangku gue, gue yang pertama kali nempatin. Dia dengan sekali datang langsung main ambil bangku gue. Awas aja yah ..!!!!!! "Kata Tasya sambil ngomel panjang lebar lalu mendatangi Reno .. "Sabar Sya, sabar. Nanti juga pindah sendiri dia. Dia bercanda aja kok mungkin .. "kata Mila menenangkan Tasya. "Allaaaaaah ..!!! Dia kalau gak dimaki-maki gak bakalan pindah ..! "Kata Tasya sambil mendatangi Reno. Lalu
... Braaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkk!!!! Suara meja yang dipukul Tasya. Tasya benar-benar marah kali ini. "heeh cewek bego ', ngapain lo mukul meja gue.?" Kata Reno sedikit marah juga. "heeh cowok sableng, lo yang ngapain, hah? Berikut meja gue, bukan meja lo.! "Kata Tasya. "Ohh yaa? Berikut meja lo? Itu dulu, sekarang ini jadi meja gue.!! "Kata Reno. "Enak aja yah lo.!! Udah jago lo?! Haah? Jangan mentang mentang lo cowok yah, lo pikir gue takut sama lo!! "Kata Tasya. Reno pun terdiam. Bukan karena dia takut pada Tasya. Tapi karena dia teringat pada kata Mila yang memberitahunya bahwa Tasya seperti ini karena dia kesepian ditinggal oleh kedua orang tuanya. "Gue minta maaf Sya .." kata Reno tulus. "Gue gak bakal yah, maafin lo!!! Ingat itu! Dasaar!! Gue benci sama lo Ren ..! Gue benci sama semuanya.!!! Gue benci ..!!!! Gak pernah ada orang yang bisa ngerti'in gue. Gue benci!! "Kata Tasya dengan mata yang berkaca-kaca. Lalu dia berlari meninggalkan kelas. "Tasyaaaaa.!!" Teriak Reno memanggil Tasya. laluu ... "Gue benci! Gue benci! Gue benci!!!!!!!!! "Teriak Tasya. Dia sekarang sedang berada di gedung belakang sekolah. Dia menangis sendirian disana Dan tiba-tiba Reno datang menghampiri Tasya. Dia memang merasa bersalah pada Tasya. Dia ingin meminta maaf. Lalu. . . . . "Tasya." Call Reno "Apa? Gak bosen-bosennya yah lo gangguin gue. "Jawab Tasya sambil menangis "Gue minta maaf." Kata Reno "Mungkin maaf itu gak akan pernah cukup Ren. Lo tau, selama gue hidup, gak pernah ada orang yang suka sama gue. Bahkan kakak-kakak gue sendiri, gak pernah ada yang suka sama gue. Gue benci kayak gini Ren. Ditambah lagi sama sikap lo yang bikin gue tambah muak hidup didunia. "Jawab Tasya sambil menangis "Gue gak bermaksud gitu Sya. Gue pikir, lo cewek yang asik. Gue coba deketin lo dengan cara kayak gitu. Gue gitu karena gue pengen deket sama lo Sya. Gak semua orang kok gak suka sama lo. Gue suka sama lo Sya. Suka banget, dari pertama gue liat lo. Lo mau gak, jadi pacar gue? "Kata Reno yang mengagetkanku "(kaget) gue gak salah denger?" jawabku "(menggeleng) gak kok, lo mau jadi pacar gue?" kata Reno mengulangi pertanyaan"Sebenernya, gue juga suka sama lo Ren. "Jawab Tasya "Jadi, lo mau gak?" tanya Reno "(mengangguk) iya." Jawab Tasya Ternyata masih ada orang yang menyayangi Tasya. Betapa senangnya dia. Dia sadar, kalau Reno sebenarnya adalah orang yang baik. Terimakasih Tuhan, Engkau telah menurunkan seorang malaikat untukku. ===== ***** =====
DMCA Protection on: http://www.hujangede.com/2013/03/cerpen-cinta-malaikat-untuk-tasya.html#ixzz2OY540000
Oleh: Nining Suarsini Juhry
Riana duduk di sebuah taman di depan rumahnya sambil memainkan biolanya. Nada-nada indah mengalun dengan merdu. Siapa saja yang mendengarnya pasti akan tersentuh. Meskipun buta riana termasuk perempuan yang sangat berbakat. Dia tergolong dalam orang-orang cacat yang memiliki kelebihan.
Sepuluh tahun yang lalu, saat riana duduk di bangku SD, dia mengalami kecelakaan yang hampir merenggut nyawanya. Saat itu di tengah bermain kejar-kejaran bersama teman kecilnya yang bernama satria. Pada saat yang sama satria berlari menuju kejalan raya, tanpa di sangka mobil melintas ke arahnya, riana yang melihat kejadian itu langsung berlari ke arah satria dan mencoba menariknya agar terhindar dari mobil itu. Alhasil satria terbebas dari mobil itu tetapi malah dirinya yang tertabrak. Inilah penyebab kebutaannya. Melihat hal itu satria terus-terus saja di hantui rasa bersalah yang amat mendalam sampai sekarang ini. Dia rela melakukan apa saja demi menebus rasa bersalahnya terhadap riana bahkan dia rela mendonorkan matanya tetapi riana menolaknya. Hingga pada akhirnya satria mengikuti orang tuanya ke luar negri.
Hari-hari riana di isi dengan kegelapan. Dia tidak pernah merasa putus asa maupun mengeluh. Dia tetap saja menikmati hari-harinya dengan senyuman. Dia tidak pernah menjadikan kebutaannya ini sebagai alasan untuk terpuruk. Justru dia merasa beruntung karena masih di beri kesempatan untuk hidup dan menjalani hari-hari.Kadang-kadang riana diliputi rasa rindu dengan satria sahabatnya. Sudah tiga tahun mereka tidak pernah bertemu. Meskipun kehilangan satria riana memiliki teman baru yoga namanya. Mereka bertemu di tempat les biola. Yoga adalah laki-laki yang baik, meskipun belum lama berkenalan tetapi dia sangat baik dan perhatian terhadap riana. Entah mengapa setiap berada di dekat goya riana selalu merasakan sesuatu yang aneh. Dia selalu merasa kalau yoga seperti tidak asing baginya dan terasa sudah lama mengenal yoga. Tapi siapa pun dia, riana sangat berterimah kasih karena sudah baik padanya dan selalu membuat dia bahagia.
Sebulan pun telah berlalu, yoga dan riana makin akrab saja. Suatu hari riana menangis karena rindu akan sahabatnya yang telah lama meninggalkannya. Yoga yang tidak tega melihat riana menangis akhirnya menghiburnya dan mengembalikan senyum cerianya kembali. Dia selalu membuat hari-hari riana penuh dengan keceriaan dan selalu ada disaat riana butuh dimana pun dan kapan pun. Riana sangat berharap suatu hari nanti ketika keajaiban datang menghampirinya dan dia sudah dapat melihat lagi, orang yang akan ia temui pertama kali adalah yoga, dia ingin menatap wajah yoga dan membelainya, sekaligus ingin berterimah kasih karena sudah baik padanya.
Kebersamaan mereka yang di rajut untuk beberapa bulan saja akhirnya kandas di tengah jalan. Entah mengapa yoga tiba-tiba menghilang dan sulit sekali untuk di hubungi. Lagi-lagi riana harus ditinggalkan oleh orang-orang ia sayangi. Dia sangat sedih karena harus menerimah kenyataan itu dan lebih menyedihkan lagi, di saat dia akan melihat lagi dia harus kehilangan yoga. Padahal selama ini dia selalu mengimpikan akan melihat yoga dan berbagi kebahagiaan dengannya. Setelah sekian lama menunggu donor mata, akhirnya ada juga pendonor mata yang datang. Entah siapa pendonor mata ini, identitasnya sangat di rahasiakan. Menurut dokter belum saatnya kamu mengetahui siapa pendonor mata ini, nanti setelah kamu melihat baru bisa mengetahuinya. Hatinya begitu galau mendengar pernyataan dokter karena dia ingin sekali berterimah kasih pada sang pendonor mata.
Seminggu setelah operasi mata berjalan. Akhirnya riana sudah bisa melihat indahnya dunia ini. Apa-apa saja yang dulu ia tidak bisa liat akhirnya dia bisa melihat, menyentuh dan merasakannya. Bahkan wajahnya pun akhirnya sudah bisa ia lihat di depan cermin. Dia sangat bahagia.
Tak ada kata-kata yang ia dapat ucapkan selain beryukur kepada yang di atas. Diam-diam dia meneteskan air matanya. “andaikan yoga dan satria ada di sini”. Ucapnya lirih. Tiba-tiba saja dia di kagetkan oleh panggilan mamanya, dia lalu buru-buru menghapus air matanya. Dia kaget dan sedikit heran ketika mamanya memberikannya sebuah surat. Buru-buru ia membacanya. Setelah membaca isi surat, tak kuasa ia menangis dan berteriak sekeras-kerasnya. Ternyata pendonor matanya adalah satria alias yoga. Selama ini orang yang bernama yoga adalah satria, di memberikan matanya karena dia ingin melihat riana bahagia dan sebagai wujud rasa bersalahnya di masa lalu. Riana tak kuat lagi, dia terus-terus saja menagis. Dan lebih membuat hatinya hancur adalah pendonor matanya adalah sahabatnya sendiri. Entah apa yang harus ia lakukan, dia belum sempat berrterimah kasih karena tiga hari setelah operasi satria sudah berangkat ke luar negri.
Ini merupakan kejadian yang amat tidak bisa di lupakan riana, karena di balik matanya terdapat mata satria. Mata riana adalah mata satria, begitupun sebaliknya. “jaga mataku baik-baik riana, aku sangat bahagia bisa melihatmu bisa melihat lagi. Senyum mu adalah bahagiaku”. Begitulah pesan terakhir di isi surat satria.
Mata adalah ciptaan terindah yang di berikan oleh allah. Salah satu hadiah yang sangat luar biasa yang diberikan oleh allah adalah penglihatan.
Masih Bisakah Hari Itu Terulang?
oleh: Diah Novianti Hardi
"fio, tunggu ...!", langkahku langsung terhenti kala Denis memanggilku. "Ya, dialah Denis. Siswa SMA 46 Jakarta yang cukup banyak punya penggemar. Aku pun sudah lama memendam rasa kepadanya. Aku dan dia memang sudah kenal sejak lama karena dari sekolah dasar aku sudah sekelas dengannya. Awalnya, tak ada kedekatan apapun di antara kami, sampai suatu hari Denis mengajakku pulang bersama. "Mau pulang sama aku nggak?" Tanyanya sambil tersenyum. Senyum yang dapat membuat siapa saja melayang karnanya. "Bole aja", tanpa basa basi aku langsung mengiyakan ajakan itu. Dari sana, aku mulai dekat dengannya. Dan akhirnya, saat itu pun tiba. Denis memintaku untuk menjadi pacarnya. Tak perlu banyak waktu untuk menjawab semua itu karna memang itulah mimpiku sejak SMP. Kini, hari-hariku pun sudah ditemani oleh Denis. Semua terasa sangat menyenangkan. Dan ternyata, itu hanya awalnya saja. Ketika hubunganku dengannya memasuki usia ke-3 bulan, saat itulah mimpi burukku datang. "fio, sini, aku mau ngomong sesuatu." kata Denis. Aku langsung menelan ludah, tahu bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi padaku. "Aku mau kita temenan aja." Lanjut Denis. Taaarr! Seakan ada ribuan cambuk yang mengenai hatiku. Aku langsung menitikkan air mata, tapi segera kuhapus tanpa sepengetahuan Denis. Aku tak ingin lemah di hadapannya. Aku hanya diam. "fio, maafin aku ..." Aku langsung berlari sejauh mungkin, tak peduli walau langit sedang menangis seakan tahu apa yang kini tengah aku rasakan. Aku berlari di tengah derasnya hujan, tak ada tanda-tanda kalau Denis akan mengejarku. Biarlah, kataku dalam hati. Keesokan harinya, tak sengaja aku bertemu Denis di sebuah pusat perbelanjaan. Ia bersama seorang perempuan cantik, berkulit putih, manis, tinggi pula. Ideal sekali untuk ukuran seorang wanita sempurna. Oh Tuhan, ironis. Satu kata yang dapat mewakili keadaanku saat ini setelah aku berusaha untuk mempertahankan semuanya. Kini, hancur sudah semuanya karena orang yang kusayangi. Aku ingin sematkan bintang di dahinya, agar ia tahu betapa besar rasa sayangku padanya. Tuhan, masih bisakah hari itu terulang? Hari dimana aku dan Denis masih bersama.
*****